Senin, 29 Oktober 2012

Jamak Taksir

JAMAK TAKSIR
(جمع تكثير)


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Bahasa Arab dapat diartikan sebagai bahasa yang mula-mula berasal, tumbuh dan berkembang di negara-negara Arab kawasan Timur Tengah. Dari satu segi bahasa Arab memang merupakan bahasa agama, bahasa persatuan bagi umat Islam di seluruh dunia. Dengan bahasa inilah Al-Qur’an kitab suci umat Islam diturunkan, dan dengannya pula Nabi Muhammad SAW melaksanakan tugas risalahnya kepada umat manusia. Akan tetapi perkembangan selanjutnya telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa internasional seperti halnya bahasa Inggris. Di samping untuk keperluan agama, bahasa Arab juga dapat dipakai sebagai media komunikasi biasa dalam pergaulan bangsa-bangsa di dunia.
Dalam mempelajari bahasa Arab kita harus mengetahui terlebih dahulu tentang kaidah-kaidah bahasa Arab serta pola dasar bahasa Arab. Salah satu pembahasan dalam kaidah bahasa Arab adalah tentang perubahan bentuk kata. Kata dalam bahasa Arab disebut kalimah, yang terbagi menjadi 3, yaitu isim (kata benda), fi’il (kata kerja) dan harf  (kata perangkai). Isim ditinjau dari jumlah bendanya dibagi menjadi 3, yaitu isim mufrod, isim mutsanna, dan isim jamak. Dalam makalah ini akan dibahas tentang isim jamak, khususnya jamak taksir.

B.       Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian jamak taksir?
2.         Bagaimana ketentuan-ketentuan dalam jamak taksir?
3.         Bagaimana contoh dan implementasinya dalam kalimat sempurna?

C.      Urgensi Pembahasan
Urgensi pembahasan mengenai jamak taksir adalah untuk mengetahui bahwa tidak semua bentuk jamak memiliki pola beraturan seperti halnya bentuk jamak mudzakkar salim dan mu’annats salim. Jamak taksir dari suatu kata benda sangat banyak dan biasanya memberi cukup banyak kesulitan untuk mempelajarinya. Oleh karena itu kita harus mengetahui ketentuan yang berlaku dalam jamak taksir. 

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Jamak Taksir
Ada dua macam bentuk jamak dalam bahasa Arab, yaitu jamak beraturan dan jamak tidak beraturan (taksir). Jamak beraturan dibentuk dengan menambahkan akhiran و pada kata benda mudzakkar dan menambah akhiran ٺ ٲ pada kata benda mu’annats. Sedangkan, Jamak Taksir adalah lafadz yang menunjukkan arti lebih dari dua serta berubah dari bentuk Mufradnya. Namun, ada beberapa lafadz jamak taksir yang tidak berubah dari bentuk mufrodnya.  Jamak Taksir merupakan bentuk jamak yang banyak dipakai, baik untuk yang berakal maupun tidak berakal, baik mudzakar maupun mu’annats. Kebanyakan bentuk jamak taksir adalah sima’i (irregular).

B.       Ketentuan Jamak Taksir
Jamak taksir dibentuk sebagai berikut:
1.    Dengan perubahan kata, seperti:
 كَلْبٌ (mufrod/tunggal) →  كِلاََبٌ (jamak);
 بَيْتٌ (mufrod/tunggal) → بُيُوْتٌ  (jamak).
2.    Dengan penambahan kata dan penambahan akhiran, seperti:
فَارِسٌ  (pengendara-tunggal) نٌ  فُرْسَا (jamak);
وَزِيْرٌ (menteri-tunggal) وُزَرَاءُ
3.    Dengan perubahan kata dan penambahan awalan, seperti:
وَلَدٌ (anak-tunggal) → اَوْلاَدٌ (jamak)
4.    Dengan perubahan kata dan penambahan akhiran serta awalan, seperti
سُؤَالٌ (pertanyaan-tunggal) → اَسْئِلَةٌ (jamak)

 v  Beberapa kata benda memiliki dua atau lebih bentuk jamak tak beraturan, misalnya
بَحْرٌ (laut-tunggal) بُحُوْرٌ  اَبْحَارٌ, اَبْحُرٌ, بِحَارٌ,(jamak).
  v Beberapa kata benda mempunyai bentuk jamak beraturan dan juga bentuk jamak tak beraturan. Misalnya اِبْنٌ (anak-tunggal) اَبْنَاءٌ dan  بُنُوْنٌ(jamak).
  v Ada pula isim yang bentuk jamaknya sama dengan bentuk mufrodnya, misalnya:
  طَمَاطِمٌ              (tomat)
بِسِلَّةٌ                (buncis)
 فَرَاوِلَةٌ            (strawberi)
 كُوْسَةٌ             (terong)          
ذُرَةٌ                 (jagung)
خُبْزٌ                 (roti)
 مَكْرُوْنَةٌ           (mie)
v Jamak taksir merupakan jamak yang tidak beraturan, namun bukan berarti tidak mempunyai pola. Pola-pola dalam jamak taksir antara lain:
a)    اَفْعَالٌ seperti:
قَلَمٌ             (pulpen)                   اَقْلاَمٌ      (pulpen-pulpen)
عُضُوٌ          (anggota)                 اَعْضَاءٌ   (para anggota)
رُكْنٌ            (rukun)                                اَرْكَانٌ     (rukun-rukun)
عَمَل           (pekerjaan)              اَعْمَالٌ    (pekerjaan-pekerjaan)
مَالٌ             (harta)                      اَمْوَالٌ     (harta-harta)
b)   فُعُلٌ seperti:
كِتَابٌ           (buku)                      كُتُبٌ       (buku-buku)
رَسُوْلٌ         (utusan)                   رُسُلٌ      (utusan-utusan)
جَزِيْرَةٌ         (pulau)                     جُزُرٌ       (pulau-pulau)
c)    فِعَالٌ seperti:
كَبْسٌ           (biri-biri)                  كِبَاسٌ     (biri-biri)
ذِئْبٌ            (serigala)                  ذِئَابٌ      (serigala-serigala)
d)   فُعَّالٌ seperti:
سَاكِنٌ          (penduduk)             سُكَّانٌ     (para penduduk)
رَاكِبٌ          (penumpang)           رُكَّابٌ     (para penumpang)

e)    فُعُوْلٌ seperti:
دَرْسٌ          (pelajaran)               دُرُوْسٌ    (pelajaran-pelajaran)
بَيْتٌ             (rumah)                    بُيُوْتٌ      (rumah-rumah)
جُذْرٌ            (akar)                       جُذُوْرٌ     (akar-akar)
بِذْرَةٌ           (benih)                     بُذُوْرٌ      (benih-benih)

Contoh-contoh lain:
معنى
جمع
مفرد
رقم
Sepatِu-sepatu
اَحْذِيَاءٌ
حِذَاءٌ
١
Rumput-rumput
اَعْشَابٌ
عُشْبٌ
٢
Teman-teman
اَصْدِقَاءٌ
صَدِيْقٌ
٣
Nabi-nabi
اَنْبِيَِاءٌ
نَبِيٌّ
٤
Kemeja-kemeja
قُمْصَانٌ
قَمِيْصٌ
٥
Kisah-kisah
قِصَصٌ
قِصَّةٌ
٦
Makanan-makanan
اَطْعِمَةٌ
طَعَامٌ
٧
Kaset-kaset
اَشْرِطَةٌ
شَرِيْطٌ
٨
Lampu-lampu
مَصَابِحٌ
مِصْبَحٌ
٩
Acara-acara
بَرَامِجٌ
بَرْنَامَجٌ
١٠
Katak-katak
ضَفَادِعٌ
ضِفْدَعٌ
١١
Perahu-perahu
قَوَارِبٌ
قَارِبٌ
١٢
Angsa-angsa
وَزٌّ / اِوَزٌ
وَزَّةٌ
١٣
Bebek-bebek
بَطٌّ / بِطَةٌ
بَطَّةٌ
١٤
Apel-apel
تُفَّاحٌ
تُفَّاحَةٌ
١٥
Sawi-sawi
خَسٌ
خَسَّةٌ
١٦
Kemah-kemah
خِيَامٌ
خَيْمَةٌ
١٧
Rem-rem
فَرْمَلٌ
فَرْمَلَةٌ
١٨
Tas-tas
حَقَائِبٌ
حَقِيْبَةٌ
١٩
Pajak-pajak
ضَرَائِبٌ
ضَرِيْبَةٌ
٢٠
Hakim-hakim
قُضَاةٌ
قَاضٍ / قَاضِيْ
٢١
Murid-murid
طُلاَّبٌ
طَالِبٌ
٢٢
Sumur-sumur
آبَارٌ
بِئْرٌ
٢٣
Tikus-tikus
فَأْرٌ
فِيْرَانٌ
٢٤
Ulat-ulat
دُوْدٌ / دِيْدَانٌ
دُوْدَةٌ
٢٥

C.      Implementasi dalam Kalimat Sempurna
هُنَاكَ بُيُوْتٌ كَبِيْرَةٌ
(Di sana ada rumah-rumah yang besar)
ذَهَبَتْ فَاطِمَةُ اِلَى السُوْقِ وَاِشْتَرَتْ طَمَاطِمٌ كَثِيْرَةٌ
(Fatimah telah pergi ke pasar dan telah membeli banyak tomat)
عِنْدِيْ تِسْعَةُ اَقْلاَمٍ وَ خَمْسَةُ كُتُبٍ
(Saya mempunyai 9 pulpen dan 5 buku)
اَرْسَلَ اللهُ الرُسُلَ, مِنْهُمْ مُحَمَّدٌ ص.م
(Allah mengutus para rasul, di antaranya adalah Muhammad SAW)
مَرَرْةُ بِذِئَابٍ فِى التِلْفِزِيُوْنِ
(Saya telah melihat serigala-serigala di televisi)
نَزَلَ الرُكَّابُ فِى المَحَطَّةُ القِطَارِ
(Para penumpang telah turun di stasiun)
عُمَرَ يُرَاجِعُ دُرُوْسَهُ فِى بَيْتِهِ
(Umar mengulang pelajaran-pelajarannya di rumahnya)


BAB III
PENUTUP

Tidak semua bentuk isim jamak dalam Bahasa Arab memiliki wazan (pola) yang beraturan. Jamak taksir adalah jamak yang polanya tidak beraturan. Jamak taksir adalah bentuk isim jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya (tunggalnya). Namun, ada beberapa bentuk jamak taksir yang tidak berubah dari bentuk mufrodnya. Jamak taksir memiliki banyak sekali pola yang sangat beragam. Antara lain yaitu : اَفْعَالٌ , فُعُلٌ , فِعَالٌ , فُعَّالٌ , فُعُوْلٌ . Karena polanya tidak beraturan, maka untuk mempelajarinya harus dengan menghafal atau pembiasaan.
 

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 2008. Dasar - Dasar Penguasaan Bahasa Arab. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Bawani, Imam. 1987. Tata Bahasa Arab. Surabaya : Al Ikhlas.
Kapliwatzky, Jochanan. 1986. Pelajaran Bahasa Arab untuk Orang Non Arab ( Bahasa dan Tata Bahasa Arab ) Seri Terjemahan Arabic Language and Grammar, penerjemah Rahman Partosentono, dkk. Jakarta : Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Depag RI.
Pasmin, dkk. Risalah Bahasa Arab untuk MTs kelas 9. Surakarta : CV Alfadinar.  
Team Forum Bina PAI. Hikmah Lancar Berbahasa Arab kelas X. Sragen : Akik Pusaka.
Buku Panduan Bahasa Arab Pusat Bahasa dan Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2011.
Buku Panduan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ( Kitabu al Tilmidz Jilid 2 ).